Sapardi Djoko Damono
Sapardi Djoko
Damono adalah seorang pujangga Indonesia yang terkemuka. Ia dikenal melalui
berbagai puisinya yang menggunakan kata-kata sederhana, namun dalam maknanya.
Sapardi Djoko Damono merupakan anak sulung dari pasangan Sadyoko dan Sapariah.
Ia lahir di Surakarta pada tanggal 20 Maret 1940. Menurut kalender Jawa,
Sapardi lahir di bulan Sapar, hal itulah yang mendasari kedua orangtuanya
memberi nama Sapardi yang berasal dari kata Sapar.
Awal karir menulis
Sapardi dimulai dari bangku sekolah. Sejak duduk di sekolah dasar, Sapardi
sudah suka membaca karya sastra, termasuk sajak-sajak penyair nasional dan
dunia. Menginjak SMA, karya-karyanya mulai dimuat oleh surat kabar Kebudayaan
di Semarang. Tidak lama kemudian, karya sastranya yang berupa puisi-puisi
banyak diterbitkan oleh berbagai majalah sastra, majalah budaya dan diterbitkan
dalam buku-buku sastra. Sapardi lulus dari SMA pada tahun 1958.
Setelah lulus SMA,
Sapardi melanjutkan pendidikan di jurusan Sastra Barat Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta. Ia meraih gelar sarjana sastra tahun 1964. Kemudian Sapardi
memperdalan pengetahuan di Universitas Hawai, Honolulu, Amerika Serikat dan
meraih gelar Doktor dari Universitas Indonesia. Selama empat tahun, Sapardi
mewujudkan cita-citanya dengan mengajar di IKIP Malang cabang Madiun. Tidak
berhenti disana, dia melanjutkan pekerjaannya sebagai dosen di Universitas
Diponegoro, Semarang. Memasuki tahun 1974, Sapardi beralih mengajar di Fakultas
Sastra Universitas Indonesia.
Bagi Sapardi,
menulis puisi itu seperti orang melukis. Seperti halnya coretan demi coretan
bagi pelukis, ia menyusun kata demi kata sampai susunan huruf atau kata menjadi
bermakna. Selanjutnya, Sapardi menyerahkan kepada pembaca untuk memaknai
sendiri karyanya. Saya membuat puisi itu bukan untuk menyampaikan suatu pesan
atau apapun, kata penyair yang salah satu sajaknya, Berjalan ke Barat Waktu
Pagi Buta berhasil dimuat dalam antologi puisi dunia.
Anak sulung abdi
dalem Keraton Kasunanan ini telah menerbitkan puluhan buku kumpulan sajak serta
novel sejak 1968 hingga saat ini. Beberapa diantaranya yaitu Duka-Mu Abadi,
Mata Pisau, Akuarium dan yang terbaru Kolam. Sajak-sajaknya telah diterjemahkan
ke dalam bahasa Arab, Hindi, Jepang, Tiongkok, Perancis, Inggris dan lainnya.
Bahkan, sajak-sajak milik beliau telah dimusikalisasi dan diadopsi menjadi
film.
Para pengamat
menilai sajak-sajak Sapardi dekat dengan Tuhan dan kematian. "Pada
Sapardi, maut atau kematian dipandang sebagai bagian dari kehidupan, bersama
kehidupan itu pulalah maut tumbuh," tulis Jakob Sumardjo dalam harian
Pikiran Rakyat, 19 Juli 1984. Bekas anggota Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) ini
juga menulis esai dan kritik. Sapardi, yang pernah menjadi redaktur Basis dan
kini bekerja di redaksi Horison, berpendapat bahwa didalam karya sastra ada dua
segi gaya penulisan yaitu tematik dan stilistik. Secara gaya, menurutnya sudah
banyak pembaruan di Indonesia, tetapi di dalam tema belum banyak. Selain
melahirkan karya sastra, Sapardi juga aktif menerjemahkan berbagai karya sastra
asing. Dengan terjemahannya itu, Sapardi mempunyai kontribusi penting terhadap
pengembangan sastra di tanah air.
Karena
sumbangsihnya yang sangat besar dalam bidang sastra, ia menerima banyak
penghargaan. Pada tahun 1978, Sapardi mendapatkan penghargaan Cultural Award
dari Australia. Berselang lima tahun berikutnya, ia kembali membawa pulang
Anugerah Puisi Putra. Pemerintah Indonesia memberinya penghargaan Anugerah Seni
di tahun 1990. Prestasinya terus berlanjut sampai pada tahun 2003, ia meraih Penghargaan
Achmad Bakrie.
Semua kesuksesan
yang diraih Sapardi bukan tanpa perjuangan. Lahir pada masa dimana tengah
berkecamuknya perang kemerdekaan, seringkali membuatnya hidup pada situasi yang
sulit. Pemandangan peswat yang menjatuhkan bom dan membakar rumah-rumah besar
merupakan hal biasa bagi Sapardi kecil. Masih segar dalam ingatan Sapardi,
saking susahnya, ia hanya makan bubur setiap pagi dan sore. Keluarganya acap
kali berpindah tempat tinggal untuk menghindar dari tentara Belanda yang kala
itu kerap menangkapi kaum laki-laki. Namun, dibalik semua ujian yang
dijalaninya, Sapardi tidak pernah menyerah dalam menggapai cita-citanya. Nasib
manusia itu bak roda pedati yang terus berputar, kadang di atas kadang di
bawah, ungkapnya.
Berikut ini adalah
daftar buku karya Sapardi Djoko Damono:
Fiksi (Puisi dan Prosa)
·
Duka-Mu Abadi (1969)
·
Mata Pisau (1974)
·
Sepilihan Sajak George Seferis (1975; terjemahan karya George Seferis)
·
Puisi Klasik Cina (1976;
terjemahan)
·
Lirik Klasik Parsi (1977; terjemahan)
·
Dongeng-dongeng Asia untuk Anak-anak (1982, Pustaka Jaya)
·
Perahu Kertas (1983)
·
Water Color Poems (1986;
translated by J.H. McGlynn)
·
Suddenly The Night: The Poetry of Sapardi Djoko Damono (1988; translated by J.H.
McGlynn)
·
Afrika yang Resah (1988;
terjemahan)
·
Mendorong Jack Kuntikunti: Sepilihan Sajak dari Australia (1991; antologi sajak Australia, dikerjakan bersama R:F: Brissenden
dan David Broks)
·
Hujan Bulan Juni (1994)
·
Black Magic Rain (translated
by Harry G Aveling)
·
Arloji (1998)
·
Ayat-ayat Api (2000)
·
Mata Jendela (2002)
·
Ada Berita Apa hari ini, Den Sastro? (2002)
·
Membunuh Orang Gila (2003; kumpulan cerpen)
·
Nona Koelit Koetjing: Antologi cerita pendek Indonesia Periode Awal (1870an - 1910an)" (2005;
salah seorang penyusun)
·
Mantra Orang Jawa (2005;
puitisasi mantera tradisional Jawa dalam bahasa Indonesia)
·
Before Dawn: The Poetry of Sapardi Djoko Damono (2005; translated by J.H.
McGlynn)
·
Kolam (2009;
kumpulan puisi)
·
Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita (2012; kumpulan puisi)
·
Namaku Sita (2012;
kumpulan puisi)
·
The Birth of I La Galigo (2013; puitisasi epos "I La Galigo"
terjemahan Muhammad Salim, kumpulan puisi dwibahasa bersama John McGlynn)
·
Hujan Bulan Juni: Sepilihan Sajak (edisi 1994 yang diperkaya dengan sajak-sajak
sejak 1959, 2013; kumpulan puisi)
·
Trilogi Soekram (2015;
novel)
·
Hujan Bulan Juni (2015;
novel)
·
Melipat Jarak (2015,
kumpulan puisi 1998-2015)
·
Suti (2015,
novel)
·
Pingkan Melipat Jarak (2017;novel
Nonfiksi
·
Sastra Lisan Indonesia (1983), ditulis bersama Subagio Sastrowardoyo dan A. Kasim Achmad. Seri Bunga Rampai Sastra
ASEAN.
·
Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan
·
Dimensi Mistik dalam Islam (1986), terjemahan karya Annemarie Schimmel "Mystical
Dimension of Islam", salah seorang penulis.
·
Babad Tanah Jawi (2005; penyunting bersama Sonya Sondakh, terjemahan bahasa
Indonesia dari versi bahasa Jawa karya Yasadipura, Balai Pustaka 1939).
·
Alih Wahana (2013)
·
Kebudayaan (Populer) (di Sekitar) Kita (2011)
·
Tirani Demokrasi (2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar