Senin, 16 April 2018

Teks Biografi


Sapardi Djoko Damono


Sapardi Djoko Damono adalah seorang pujangga Indonesia yang terkemuka. Ia dikenal melalui berbagai puisinya yang menggunakan kata-kata sederhana, namun dalam maknanya. Sapardi Djoko Damono merupakan anak sulung dari pasangan Sadyoko dan Sapariah. Ia lahir di Surakarta pada tanggal 20 Maret 1940. Menurut kalender Jawa, Sapardi lahir di bulan Sapar, hal itulah yang mendasari kedua orangtuanya memberi nama Sapardi yang berasal dari kata Sapar.
Awal karir menulis Sapardi dimulai dari bangku sekolah. Sejak duduk di sekolah dasar, Sapardi sudah suka membaca karya sastra, termasuk sajak-sajak penyair nasional dan dunia. Menginjak SMA, karya-karyanya mulai dimuat oleh surat kabar Kebudayaan di Semarang. Tidak lama kemudian, karya sastranya yang berupa puisi-puisi banyak diterbitkan oleh berbagai majalah sastra, majalah budaya dan diterbitkan dalam buku-buku sastra. Sapardi lulus dari SMA pada tahun 1958.
Setelah lulus SMA, Sapardi melanjutkan pendidikan di jurusan Sastra Barat Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Ia meraih gelar sarjana sastra tahun 1964. Kemudian Sapardi memperdalan pengetahuan di Universitas Hawai, Honolulu, Amerika Serikat dan meraih gelar Doktor dari Universitas Indonesia. Selama empat tahun, Sapardi mewujudkan cita-citanya dengan mengajar di IKIP Malang cabang Madiun. Tidak berhenti disana, dia melanjutkan pekerjaannya sebagai dosen di Universitas Diponegoro, Semarang. Memasuki tahun 1974, Sapardi beralih mengajar di Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Bagi Sapardi, menulis puisi itu seperti orang melukis. Seperti halnya coretan demi coretan bagi pelukis, ia menyusun kata demi kata sampai susunan huruf atau kata menjadi bermakna. Selanjutnya, Sapardi menyerahkan kepada pembaca untuk memaknai sendiri karyanya. Saya membuat puisi itu bukan untuk menyampaikan suatu pesan atau apapun, kata penyair yang salah satu sajaknya, Berjalan ke Barat Waktu Pagi Buta berhasil dimuat dalam antologi puisi dunia.
Anak sulung abdi dalem Keraton Kasunanan ini telah menerbitkan puluhan buku kumpulan sajak serta novel sejak 1968 hingga saat ini. Beberapa diantaranya yaitu Duka-Mu Abadi, Mata Pisau, Akuarium dan yang terbaru Kolam. Sajak-sajaknya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, Hindi, Jepang, Tiongkok, Perancis, Inggris dan lainnya. Bahkan, sajak-sajak milik beliau telah dimusikalisasi dan diadopsi menjadi film.
Para pengamat menilai sajak-sajak Sapardi dekat dengan Tuhan dan kematian. "Pada Sapardi, maut atau kematian dipandang sebagai bagian dari kehidupan, bersama kehidupan itu pulalah maut tumbuh," tulis Jakob Sumardjo dalam harian Pikiran Rakyat, 19 Juli 1984. Bekas anggota Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) ini juga menulis esai dan kritik. Sapardi, yang pernah menjadi redaktur Basis dan kini bekerja di redaksi Horison, berpendapat bahwa didalam karya sastra ada dua segi gaya penulisan yaitu tematik dan stilistik. Secara gaya, menurutnya sudah banyak pembaruan di Indonesia, tetapi di dalam tema belum banyak. Selain melahirkan karya sastra, Sapardi juga aktif menerjemahkan berbagai karya sastra asing. Dengan terjemahannya itu, Sapardi mempunyai kontribusi penting terhadap pengembangan sastra di tanah air.
Karena sumbangsihnya yang sangat besar dalam bidang sastra, ia menerima banyak penghargaan. Pada tahun 1978, Sapardi mendapatkan penghargaan Cultural Award dari Australia. Berselang lima tahun berikutnya, ia kembali membawa pulang Anugerah Puisi Putra. Pemerintah Indonesia memberinya penghargaan Anugerah Seni di tahun 1990. Prestasinya terus berlanjut sampai pada tahun 2003, ia meraih Penghargaan Achmad Bakrie.
Semua kesuksesan yang diraih Sapardi bukan tanpa perjuangan. Lahir pada masa dimana tengah berkecamuknya perang kemerdekaan, seringkali membuatnya hidup pada situasi yang sulit. Pemandangan peswat yang menjatuhkan bom dan membakar rumah-rumah besar merupakan hal biasa bagi Sapardi kecil. Masih segar dalam ingatan Sapardi, saking susahnya, ia hanya makan bubur setiap pagi dan sore. Keluarganya acap kali berpindah tempat tinggal untuk menghindar dari tentara Belanda yang kala itu kerap menangkapi kaum laki-laki. Namun, dibalik semua ujian yang dijalaninya, Sapardi tidak pernah menyerah dalam menggapai cita-citanya. Nasib manusia itu bak roda pedati yang terus berputar, kadang di atas kadang di bawah, ungkapnya.
Berikut ini adalah daftar buku karya Sapardi Djoko Damono:
Fiksi (Puisi dan Prosa)
·           Duka-Mu Abadi (1969)
·           Lelaki Tua dan Laut (1973; terjemahan karya Ernest Hemingway)
·           Mata Pisau (1974)
·           Sepilihan Sajak George Seferis (1975; terjemahan karya George Seferis)
·           Puisi Klasik Cina (1976; terjemahan)
·           Lirik Klasik Parsi (1977; terjemahan)
·           Dongeng-dongeng Asia untuk Anak-anak (1982, Pustaka Jaya)
·           Perahu Kertas (1983)
·           Sihir Hujan (1984; mendapat penghargaan Puisi Putera II di Malaysia)
·           Water Color Poems (1986; translated by J.H. McGlynn)
·           Suddenly The Night: The Poetry of Sapardi Djoko Damono (1988; translated by J.H. McGlynn)
·           Afrika yang Resah (1988; terjemahan)
·           Mendorong Jack Kuntikunti: Sepilihan Sajak dari Australia (1991; antologi sajak Australia, dikerjakan bersama R:F: Brissenden dan David Broks)
·           Hujan Bulan Juni (1994)
·           Black Magic Rain (translated by Harry G Aveling)
·           Arloji (1998)
·           Ayat-ayat Api (2000)
·           Pengarang Telah Mati (2001; kumpulan cerpen)
·           Mata Jendela (2002)
·           Ada Berita Apa hari ini, Den Sastro? (2002)
·           Membunuh Orang Gila (2003; kumpulan cerpen)
·           Nona Koelit Koetjing: Antologi cerita pendek Indonesia Periode Awal (1870an - 1910an)" (2005; salah seorang penyusun)
·           Mantra Orang Jawa (2005; puitisasi mantera tradisional Jawa dalam bahasa Indonesia)
·           Before Dawn: The Poetry of Sapardi Djoko Damono (2005; translated by J.H. McGlynn)
·           Kolam (2009; kumpulan puisi)
·           Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita (2012; kumpulan puisi)
·           Namaku Sita (2012; kumpulan puisi)
·           The Birth of I La Galigo (2013; puitisasi epos "I La Galigo" terjemahan Muhammad Salim, kumpulan puisi dwibahasa bersama John McGlynn)
·           Hujan Bulan Juni: Sepilihan Sajak (edisi 1994 yang diperkaya dengan sajak-sajak sejak 1959, 2013; kumpulan puisi)
·           Trilogi Soekram (2015; novel)
·           Hujan Bulan Juni (2015; novel)
·           Melipat Jarak (2015, kumpulan puisi 1998-2015)
·           Suti (2015, novel)
·           Pingkan Melipat Jarak (2017;novel

Nonfiksi
·         Sastra Lisan Indonesia (1983), ditulis bersama Subagio Sastrowardoyo dan A. Kasim Achmad. Seri Bunga Rampai Sastra ASEAN.
·         Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan
·         Dimensi Mistik dalam Islam (1986), terjemahan karya Annemarie Schimmel "Mystical Dimension of Islam", salah seorang penulis.
·         Jejak Realisme dalam Sastra Indonesia (2004), salah seorang penulis.
·         Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas (1978).
·         Politik Ideologi dan Sastra Hibrida (1999).
·         Pegangan Penelitian Sastra Bandingan (2005).
·         Babad Tanah Jawi (2005; penyunting bersama Sonya Sondakh, terjemahan bahasa Indonesia dari versi bahasa Jawa karya Yasadipura, Balai Pustaka 1939).
·         Bilang Begini, Maksudnya Begitu (2014), buku apresiasi puisi.
·         Alih Wahana (2013)
·         Kebudayaan (Populer) (di Sekitar) Kita (2011)
·         Tirani Demokrasi (2014)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Teks Biografi

Perjalanan Karir Seorang Via Vallen Maulidia Octavia atau yang lebih dikenal dengan nama Via Vallen merupakan seorang penyanyi yang ber...